Selasa, 26 Agustus 2008

MENJADI APAPUN DIRIMU

Menjadi karanglah, meski tidak mudah. Sebab ia akan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia akan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia akan melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia akan menahan hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia akan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus. Sebab ia akan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan.

Menjadi pohonlah yang tinggi menjulang, meski itu tidak mudah. Sebab ia akan tatap tegar bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia akan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia akan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia akan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia akan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia akan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia akan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia akan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya.

Menjadi ikan pauslah, meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya akan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya.

Menjadi elanglah dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah.

Menjadi melatilah, meski tampak tak bermakna. Sebab ia akan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya.

Menjadi mutiaralah, meski itu tak mudah. Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam.

Menjadi kupu-kupulah, meski itu tak mudah pula. Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar.

Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya. Ikan Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas untuk selalu menerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang.

Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimana pun ia terletak, dimana pun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam kesendirian.

Menjadi apapun dirimu…, bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu. Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah sadari bahwa kamu adalah seorang hamba, seorang yang lemah dihadapanNYA! Itulah dirimu.

Sabtu, 23 Agustus 2008

motivasi..

1. Sekurang-kurangnya ada 5 orang dalam dunia yang
menyayangi Anda dan sanggup mati karena Anda.

2. Sekurang-kurangnya ada 15 orang dalam dunia ini
yang menyayangi Anda dalam beberapa cara

3. Sebab utama seseorang membenci Anda adalah karena
dia ingin menjadi seperti Anda.

4. Senyuman dari Anda boleh membawa kebahagiaan kepada
seseorang, walaupun dia tidak menyukai Anda.

5. Setiap malam ada seseorang mengingat Anda sebelum
dia tidur.

6. Anda amat bermakna dalam hidup seseorang.

7. Kalau bukan karena Anda,seseorang itu tidak akan
hidup bahagia.

8. Anda seorang yang istimewa dan unik.

9. Seseorang yang Anda tidak ketahui menyayangi Anda.

10. Apabila Anda membuat kesalahan yang sangat besar,
ada hikmah dibaliknya.

11. Sekiranya Anda merasa dipinggirkan, pikirkan
dahulu; mungkin Anda yang meminggirkan mereka.

12. Apabila Anda berpikir tidak mempunyai peluang
untuk mendapatkan sesuatu yang Anda ingini, mungkin Anda tidak akan
memperolehnya, tetapi jika Anda percaya pada diri sendiri lambat laun Anda
akan memperolehnya.

13. Kenanglah segala pujian yang Anda terima. Lupakan
segala caci maki.

14. Jangan takut untuk meluapkan perasaan Anda; Anda
akan merasa senang bila seseorang mengetahuinya.

15. Sekiranya Anda punya sahabat baik, ambillah waktu
untuk memberitahunya bahwa dia adalah yang terbaik. Hanya semenit
diperlukan untuk mendapat sahabat baik, sejam untuk menghargainya, sehari
untuk teman tetap paling setia. Walaupun punya harta yang banyak, teman
tetap paling berharga.

Senin, 18 Agustus 2008

pesan rasulullah saw..

Pesan Rasulullah Saw. kepada Fathimah az-Zahra

Imam Nawawi al-Bantani pernah menuliskan keagungan Fathimah az-Zahra ketika berbicara mengenai hak dan kewajiban suami istri bersama Rasulullah.

Nabi Saw., bersabda kepada puterinya:

Hai Fathimah, setiap istri yang membuatkan tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah mencatat baginya memperoleh kebajikan dari setiap butir biji yang tergiling, dan menghapus keburukannya serta meninggikan derajatnya.

Hai Fathimah, setiap istri yang berkeringat di sisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, maka Allah memisahkan antara dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.

Hai Fathimah, setiap istri yang meminyaki rambut anak-anaknya, dan menyisirkan rambut mereka dan mencucikan baju mereka, maka Allah mencatatkan untuknya memperoleh pahala seperti pahala orang yang memberi makan seribu orang yang sedang kelaparan, dan seperti pahala orang yang memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

Hai Fathimah, tetapi yang lebih utama dari semua itu adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Sekiranya suamimu tidak meridhaimu, tentu aku tidak akan mendo’akan dirimu.

Bukankah engkau mengerti, hai Fathimah, bahwa ridha suami itu menjadi bagian dari ridha Allah, dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.

Hai Fathimah, manakala seorang istri mengandung, maka para malaikat memohon ampun untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat menmperoleh seribu kebajikan dan seribu keburukannya dihapuskan. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatatkan untuknya memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila ia telah melahirkan, dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya setelah dilahirkan ibunya.

Hai Fathimah, setiap istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, maka dirinya terbebas dari dosa-dosanya seperti pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia tidak keluar dari dunia (meninggal) kecuali tanpa membawa dosa. Ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan surga. Allah memberinya pahala seperti seribu orang yang berhaji dan berumrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan untuknya hingga kiamat.

Setiap istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam hari disertai hati yang baik, ikhlas dan niat yang benar, maka Allah mengampuni dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya diberi pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhnya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala kepadanya sebanyak seratus pahala orang yang berhaji dan berumrah.

Hai Fathimah, setiap istri yang tersenyum manis di muka suaminya, maka Allah memperhatikannya dengan penuh rahmat.

Hai Fathimah, setiap istri yang menyediakan diri tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, maka ada seruan yang ditujukan kepadanya dari langit, ”Wahai wanita, menghadaplah dengan membawa amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang.”

Hai Fathimah, setiap istri yang meminyaki rambut suaminya demikian pula jenggotnya, memangkas kumis dan memotong kuku-kukunya, maka Allah kelak memberi minum kepadanya dari rahiqim makhtum (tuak jernih yang bersegel) dan dari sungai yang ada di surga. Bahkan Allah kelak akan meringankan beban sakaratul maut. Kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagaikan taman surga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati sirath (titian).

Sabtu, 09 Agustus 2008

Al`Quran : Surat surat Cinta..


Pernahkan sahabat menerima surat Cinta dari sang kekasih? atau Surat dari Ibunda tercinta yang kita rindu karena berpisah begitu lama. Bagaimana rasanya ketika kata-demi-kata kita baca.

Ketika surat itu berisi kata-kata rindu, tentu hati bisa berdebar, pikiran melayang, hati berbunga-bunga. Bahkan tidurpun tersenyum :-)

Namun ketika surat-surat itu berisi teguran, rasa kecewa, apalagi marah. Hati benar-benar gelisah, khawatir. Akankah cinta menjadi malapetaka. Akankah sang kekasih akan putuskan cinta. Tidurpun gelisah tidak nyaman.

Begitulah yang Rosulullah rasakan. Al Quran telah membuat beliau gemetar, gelisah, basah dengan keringat di saat ayat-ayat-Nya turun. Namun disaat lain beliau tersenyum, bangga dikala mendengar kabar gembira buat diri dan ummatnya. Al Quran begitu memenuhi hati dan pikiran beliau. Sehingga secara luar biasa, merubah cara berpikir tentang Tuhan (tauhid), cara hidup, cara berperilaku, akhlak mulia. Hanya cukup 23 tahun berinteraksi dengan Al Quran, tidak hanya diri yang berubah, bahkan jazirah Arab yang tidak diperhitungkan saat itu dan dunia sampai sekarangpun bisa merasakan dampak perubahannya.

Sudahkah kita merasakan apa yang Rosulullah Rasakan? Sudahkan kita melihat Al Quran sebagai surat cinta, bukan hanya kepada Rosulullah, tapi kepada diri kita? Atau kita ketika membaca Al Quran, masih seperti membaca surat cinta kepada Rosulullah... bukan surat cinta kepada kita langsung. Seperti layaknya kita membaca surat cinta buat teman kita. Mari kita coba selami.

Andaikan surat cinta ini dari Aminah kepada Amir kawan kita. Akankah kita rasakan debaran, gelisah, sebagaimana yang dirasakan Amir atau Aminah?

"Abang Amir, saya sedih ketika melepas kepergian abang di dermaga tadi"

Adakah kita merasakan suasana batin mereka, atau keterharuan yang dirasakan Amir ketika membaca surat dari Aminah tadi. Mungkin iya, mungkin tidak. Malah bisa jadi kita akan menertawakan surat cinta mereka yang "sok romantis" "sok sedih" atau bahkan lebih buruk lagi "peduli amat, ini jelas bukan buat saya, I don't care".

Nah sekarang, Bayangkan jika "Abang Amir" di atas diganti dengan nama kita (mangga' diganti dengan nama masing-masing yaa dan diresapi) :-)

"pie, saya sedih ketika melepas kepergian Mu di dermaga tadi"

Wah saya langsung terbayang wajah org yg ku kasihi :-) Terharu, karena ia saat2 melepas kepergian gundah gulana, bahkan menitikkan air mata. Bertambah-tambah rindu dan cinta saya kepada dia , Aih jadi romantis ;-)

Entah sudah berapa tahun kitab yang satu ini selalu nampak di kamar, di ruang belajar, di lemari buku, di musholla, dan tempat-tempat dimana Saya biasa meletakkannya. Ntah berapa kali kitab yang disucikan ini dibaca dan hatam. Namun saya tidak yakin, tuntunannya sudah cukup merubah cara hidup saya, sebagaimana merubah cara hidup Rosulullah dan sahabat-sahabatnya. Ya Al Quran turunnya telah membuat Rosulullah menggigil dan berubah.

Cukup 5 ayat surah Al Alaq, beliau merasa gelisah, gemetar, menggigil kedinginan sehingga membuat istrinya memberikan selimut, menenangkan bahkan menanyakan perihal "kejadian" ini kepada Waraqah, anak paman Khadijah, yang seorang pendeta Nasrani. Bisa dibayangkan tekanan batin yang beliau rasakan sehingga terpikir untuk menerjunkan diri dari bukit (bunuh diri). Apalagi pada saat wahyu terputus. Bingung, gelisah, dan bertanya-tanya "is that real", "am I a Rosulullah?", "bagaimana saya menghadapi kaumku? Akankah mereka menertawakanku tentang kejadian ini?". Begitu pula saat wahyu kedua turun (Al Mudatsir) yang mengingatkan beliau untuk bangkit dari selimut dan berilah peringatan.

"Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah." (Al Muddatstsir: 1-7).

Sungguh ini merupakan perkataan yang besar dan menakutkan, yang membuat Beliau melompat dari tempat tidurnya yang nyaman di rumah penuh kedamaian, siap terjun ke kancah, di antara arus dan gelombang, antara yang keras dan yang menarik menurut perasaan manusia. terjun ke kancah kehidupan (dikutip dari Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfurry, Sirah Nabawiyah).

Namun sayangnya, dahsyat-nya perasaan yang dialami Rosulullah, belum saya rasakan. Mungkin saya masih menganggap Al Quran ini buat Rosulullah. Bukan buat saya. Padahal sungguh, di pikiranku, saya yakin Al Quran ini buat seluruh manusia, bukan hanya Rosulullah. Kabar gembiranya adalah kabar gembira bagi manusia yang beriman. Peringatan dan ancamannya buat ummat manusia. Tuntunannya buat kita. Lalu mengapa tidak ada pengaruh ya? Mungkin cara pandang dan interaksi saya selama ini salah terhadap Al Quran.

"Hai upie yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu, upie, agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah upie memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah." (Al Muddatstsir: 1-7).

Ah... surat ini ternyata bukan hanya untuk Rosulullah. Surat Al Muddatstsir itu pun, bisa menjadi surat cinta dari Allah untukku, untukmu juga.

7 ayat yang agung, sarat dengan tausyiyah meminta saya untuk BANGKIT, BERDAKWAH, TAKBIR, BERSIH2 Jasmani, HINDARI DOSA (bersih2 ruhani), IKHLAS (Menghindari PAMRIH/RIBA), dan SABAR. Entah butuh waktu berapa lama saya bisa merasakan besarnya cinta Allah sampai menurunkan 7 keywords di atas. Entah butuh berapa lama bisa memahami dan mengamalkannya. Pasti Allah marah kalau ada kata yang terlewat, apalagi abai atas surat cintanya. Pasti Allah tidak suka kalau saya hanya pasif, tidak pernah menyampaikan ayat-ayat-Nya. Pasti Allah tahu betapa sedikitnya dzikir diucapkan. Betapa parahnya pamrih yang kadang melintas dihati saya. Ini pertanda sikap ikhlas hanya karena Allah belumlah terpatri di hati. Lalu buat siapa selama ini saya berbuat? Saya hanya ingin minta maaf, semoga Allah tidak murka dan memutuskan cinta-Nya. Nauzubillahi min dzalik.

tulisan ini aku copy dr blog bapa hadi..untuk menambah bacaan saya di kala kegalauwan dtng..thanks pa...sukron kasiron...^__^

Sebuah Renungan..

Pernahkah kau menatap..
Jaring laba2 disudut ruangan?
Lalu pernahkah kita berfikir
Makna nya dalam kehidupan..

Dulu..
Aku pun hanya diam..
Dan menghapus gambaran itu
Dari setiap sudut rumahku..

Lalu..
Aku berfikir..dan merenung..
Bukankah setiap kejadian adalah Kalam Illahi?
Lalu apa maknanya buatku?

Jika kubaca secara tersurat..
Tak lebih hanya sampah yang mengotori sebuah rumah..
Lalu bacaan apa yang tersirat?
Dan aku pun merenung...

Ketika aku memandang..
Hamparan bumi dari ketinggian..
Aku tersentak dan sadar...
Bukankah itu jaring laba2 dirumahku?

Jalan yang bersimpang..
Berliku dan berbatu
Jalan lurus yang bersih dan mulus..
Adalah jaring laba2 didepan mata kita..

Lalu..
Ketika bercanda..dan saling sapa
Dengan teman sekerja..
Tentang perjalanan dari rumah
Aku kembali diingatkan.. .
Tentang jaring laba2...
Aku, dia dan mereka..menempuh jalan yg berbeda..untuk tujuan yang sama

Kini..
Aku mulai fahami..
Jaring laba-laba..
Samalah juga dengan jalan kehidupan
Ada tujuan yang ingin kita gapai..
Ada banyak jalan yang melambai..

Lalu..
Jalan manakah yang akan kita pilih?
Jalan berliku dan panjang
Dengan sekian banyak persoalan..
Ataukah jalan lurus yg mungkin tak seindah jalan lainnya?

Bagiku..
Tetapkahlah tujuan..
Pilihlah jalan
Maka akan sampailah keperbatasan. .


Cinta yang tak Melukai...

Jangan-jangan hati ini melupakan rasa cinta padaNya. Jangan-jangan selama ini aku hanya pura-pura cinta kepadaNya. Jangan-jangan semua orang mengira bahwa aku adalah orang yang benar-benar cinta padaNya.

Padahal...kadangkala hati selingkuh dari cintaNya.
Tadi pagi, ada sesuatu yang membuat aku tersadar. Apakah aku masih mencintaiNya? apakah hanya dengan rukuk dan sujud aku telah membuktikan cinta ini?

Tiba-tiba aku merasa jauh dan jauh..... Karena sejak beberapa waktu, ada rasa ingin berlari jauh dari semuaNya. Ingin sembunyi dan melupakan semua syarat-syarat untuk mencintaiNya. Kadang syarat itu berat dan membuat aku letih. Makanya ingin sembunyi. Ataukah syaitan yang menggoda aku hingga untuk memenuhi syarat-syarat itu aku menjadi lelah dan ingin sembunyi?

Kadang melihat yang lain semakin mendekat denganNya membuat aku iri. Benar-benar iri bahkan kadang marah sendiri.....
Aku melupakan cintaNya, ketika aku jatuh cinta pada makhluk ciptaannya. Meski sadar dan berusaha untuk membunuh cinta itu, tapi selingkuh cinta ini tetap saja berlanjut. Apalagi jika selingkuh cinta ini langsung menjadi inspirasi dalam sebuah puisi.

Pun ketika patah hati, aku malah menggugat cintaNya. Mengapa harus begini? mengapa harus begitu?

Jatuh cinta dan patah hati. Tadinya aku pikir adalah perjalanan cinta yang harus aku alami. Padahal tadinya, sewaktu masih kecil aku ingin sekali jatuh cinta : pertama-terakhir dan selamanya. aku tidak ingin jatuh cinta kalau tidak selamanya.

Tapi kenyataan berkata lain. Cinta pertama bukan untuk dimiliki pun kedua, ketiga dan selanjutnya.

Cinta pertama datang begitu saja tiba-tiba tanpa disadari. Jatuh cinta-patah hati, itu saja yang aku tahu. Rasanya ingin marah dan menggugat cintaNya. Kenapa aku harus bertemu dengannya, kenapa aku harus mengenalnya dan kenapa aku bisa mencintainya kalau tidak bisa dimiliki. Rasanya lelah jika selalu begitu.....

Padahal sudah berkali-kali berdoa
" Ya, Allah jangan biarkan aku jatuh cinta pada orang yang bukan menjadi milik aku selamanya "

Doa itu sudah lama sekali. Tp yang terjadi berbeda. aku bukan orang yang mudah jatuh cinta. Tapi lebih sering patah hati. Kadang menyesali tindakan bodoh yang selalu mengalah. Aku tidak pernah ingin melukai hati orang lain. Sahabat, teman, saudara dan orang-orang yang aku cintai. Tapi kenapa akhirnya aku yang sering terluka.

Apakah perlu menyesal dengan semua pilihanku ? Aku memilih persahabatan daripada cinta.....

Kenapa ya? aku tidak ingin cinta datang tapi kadang tidak pernah menyadari bahwa cinta itu sudah ada dalam hati. Aku tidak ingin sebab kadang sudah tahu akhirnya---patah hati. Selalu begitu.....

Jangan-jangan orang lain mengira bahwa aku setia pada cintaNya. Padahal tidak.aku sudah sering selingkuh dengan mencintai makhluk ciptaaanya. Merindukan makhluk ciptaanNya hingga lupa merindukanNya.

Suatu ketika ada yang bertanya
"Apakah kamu akan menikah dengan orang yang kamu cintai atau kamu akan mencintai orang yang kamu nikahi...?"
Ada yang tahu jawabannya. kalau aku ingin dua2nya

Tapi aku hanya ingin satu....
Aku hanya ingin cinta yang tak melukai

Jika
Aku caripun sampai kemana
Jika aku masih belum sepenuh hati mencintaiNya
Aku takkan pernah menemukan
cinta itu.....
Cinta yang tak melukai .

Ya Allah....

keikhlasan itu..

Selasa, 15 April 2008Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah”. Niat yang baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak-baliknya hati kita. Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Padahal, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ikhlas merupakan suatu hal yang harus ada dalam setiap amal kebaikan kita. Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?. Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48).

Ibnu Rajab dalam kitabnya Jami’ul Ulum Wal Hikam menyatakan, “Amalan riya yang murni jarang timbul pada amal-amal wajib seorang mukmin seperti shalat dan puasa, namun terkadang riya muncul pada zakat, haji dan amal-amal lainnya yang tampak di mata manusia atau pada amalan yang memberikan manfaat bagi orang lain (semisal berdakwah, membantu orang lain dan lain sebagainya). Keikhlasan dalam amalan-amalan semacam ini sangatlah berat, amal yang tidak ikhlas akan sia-sia, dan pelakunya berhak untuk mendapatkan kemurkaan dan hukuman dari Allah.”

Bagaimana Agar Aku Ikhlas ?

Setan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah

Banyak Berdoa

Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa:

« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »

“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad).

Nabi kita sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan. Inilah dia, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat besar dan utama, sahabat terbaik setelah Abu Bakar, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah, “Ya Allah, jadikanlah seluruh amalanku amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya karena ikhlas mengharap wajahmu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut karena orang lain.”

Menyembunyikan Amal Kebaikan

Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits,

“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.” (HR Bukhari Muslim).

Apabila kita perhatikan hadits tersebut, kita dapatkan bahwa di antara sifat orang-orang yang akan Allah naungi kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya sebaik-baik shalat yang dilakukan oleh seseorang adalah shalat yang dilakukan di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari Muslim).

Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik shalat adalah shalat yang dilakukan di rumah kecuali shalat wajib, karena hal ini lebih melatih dan mendorong seseorang untuk ikhlas. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Riyadush Sholihin menyatakan, “di antara sebabnya adalah karena shalat (sunnah) yang dilakukan di rumah lebih jauh dari riya, karena sesungguhnya seseorang yang shalat (sunnah) di mesjid dilihat oleh manusia, dan terkadang di hatinya pun timbul riya, sedangkan orang yang shalat (sunnah) di rumahnya maka hal ini lebih dekat dengan keikhlasan.” Basyr bin Al Harits berkata, “Janganlah engkau beramal agar engkau disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu”.

Seseorang yang dia betul-betul jujur dalam keikhlasannya, ia mencintai untuk menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Maka dari itu wahai saudaraku, marilah kita berusaha untuk membiasakan diri menyembunyikan kebaikan-kebaikan kita, karena ketahuilah, hal tersebut lebih dekat dengan keikhlasan.

Memandang Rendah Amal Kebaikan

Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa’id bin Jubair berkata, “Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya”. Ditanyakan kepadanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. Beliau menjawab, “seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap adzab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu, sedangkan ada seseorang yang dia beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka”.

Takut Akan Tidak Diterimanya Amal

Allah berfirman :

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun : 60)

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).

Hal semakna juga telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Aisyah ketika beliau bertanya kepada Rasulullah tentang makna ayat di atas. Ummul Mukminin Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan ayat, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka” adalah orang yang mencuri, berzina dan meminum khamr kemudian ia takut terhadap Allah?. Maka Rasulullah pun menjawab: Tidak wahai putri Abu Bakar Ash Shiddiq, yang dimaksud dengan ayat itu adalah mereka yang shalat, puasa, bersedekah namun mereka takut tidak diterima oleh Allah.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih ).

Ya saudaraku, di antara hal yang dapat membantu kita untuk ikhlas adalah ketika kita takut akan tidak diterimanya amal kebaikan kita oleh Allah. Karena sesungguhnya keikhlasan itu tidak hanya ada ketika kita sedang mengerjakan amal kebaikan, namun keikhlasan harus ada baik sebelum maupun sesudah kita melakukan amal kebaikan. Apalah artinya apabila kita ikhlas ketika beramal, namun setelah itu kita merasa hebat dan bangga karena kita telah melakukan amal tersebut. Bukankah pahala dari amal kebaikan kita tersebut akan hilang dan sia-sia? Bukankah dengan demikian amal kebaikan kita malah tidak akan diterima oleh Allah? Tidakkah kita takut akan munculnya perasaan bangga setelah kita beramal sholeh yang menyebabkan tidak diterimanya amal kita tersebut? Dan pada kenyataannya hal ini sering terjadi dalam diri kita. Sungguh amat sangat merugikan hal yang demikian itu.

Tidak Terpengaruh Oleh Perkataan Manusia

Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” (HR Muslim).

Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal sholeh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagimu maupun celaan yang dapat membahayakanmu kecuali apabila kesemuanya itu berasal dari Allah. Manakah yang akan kita pilih wahai saudaraku, dipuji manusia namun Allah mencela kita ataukah dicela manusia namun Allah memuji kita ?

Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga Dan Neraka

Sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari bahwa orang-orang yang dia jadikan sebagai tujuan amalnya itu (baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka), akan sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri di padang mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukkan ke dalam surga atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka. Karena tidak satu pun dari mereka yang dapat menolong dia untuk masuk surga ataupun menyelamatkan dia dari neraka. Bahkan saudaraku, seandainya seluruh manusia mulai dari Nabi Adam sampai manusia terakhir berdiri di belakangmu, maka mereka tidak akan mampu untuk mendorongmu masuk ke dalam surga meskipun hanya satu langkah. Maka saudaraku, mengapa kita bersusah-payah dan bercapek-capek melakukan amalan hanya untuk mereka?.

Ibnu Rajab dalam kitabnya Jamiul Ulum wal Hikam berkata: “Barang siapa yang berpuasa, shalat, berzikir kepada Allah, dan dia maksudkan dengan amalan-amalan tersebut untuk mendapatkan dunia, maka tidak ada kebaikan dalam amalan-amalan tersebut sama sekali, amalan-amalan tersebut tidak bermanfaat baginya, bahkan hanya akan menyebabkan ia berdosa”. Yaitu amalan-amalannya tersebut tidak bermanfaat baginya, lebih-lebih bagi orang lain.

Ingin Dicintai, Namun Dibenci

Saudaraku, sesungguhnya seseorang yang melakukan amalan karena ingin dipuji oleh manusia tidak akan mendapatkan pujian tersebut dari mereka. Bahkan sebaliknya, manusia akan mencelanya, mereka akan membencinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya ” (HR. Muslim).

Akan tetapi, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah dan para makhluk-Nya akan mencintainya sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam : 96).

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan menanamkan dalam hati-hati hamba-hamba-Nya yang saleh kecintaan terhadap orang-orang yang melakukan amal-amal saleh (yaitu amalan-amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya ). (Tafsir Ibnu Katsir).

Dalam sebuah hadits dinyatakan “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata: wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya di bumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : wahai Jibril, sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah membenci fulan, maka benciilah ia. Maka penduduk langit pun membencnya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya di bumi.”( HR. Bukhari Muslim).

Hasan Al Bashri berkata: “Ada seorang laki-laki yang berkata : ‘Demi Allah aku akan beribadah agar aku disebut-sebut karenanya’. Maka tidaklah ia dilihat kecuali ia sedang shalat, dia adalah orang yang paling pertama masuk mesjid dan yang paling terakhir keluar darinya. Ia pun melakukan hal tersebut sampai tujuh bulan lamanya. Namun, tidaklah ia melewati sekelompok orang kecuali mereka berkata: ‘lihatlah orang yang riya ini’. Dia pun menyadari hal ini dan berkata: tidaklah aku disebut-sebut kecuali hanya dengan kejelekan, ’sungguh aku akan melakukan amalan hanya karena Allah’. Dia pun tidak menambah amalan kecuali amalan yang dulu ia kerjakan. Setelah itu, apabila ia melewati sekelompok orang mereka berkata: ’semoga Allah merahmatinya sekarang’. Kemudian Hasan al bashri pun membaca ayat: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi diri penulis dan kaum muslimin pada umumnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

(Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sehingga sempurnalah segala amal kebaikan)

***

Disusun oleh: Abu ‘Uzair Boris Tanesia

Muroja’ah: Ustadz Ahmad Daniel Lc (Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)

Kamis, 07 Agustus 2008

8 orang yang di do`a kan oleh malaikat..

Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu)
adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang
dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak
memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang
diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut
kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' 26-28)

Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Imam Ibnu Hibban
meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci,
maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia
tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah,
ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'"
(hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih
At Targhib wat Tarhib I/37)


Orang yang duduk menunggu shalat. Imam Muslim meriwayatkan
dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu
shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para
malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya
Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)


Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam
shalat. Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin
'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang -
orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi
Dawud I/130)


Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah
kekosongan di dalm shaf). Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu
Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan
dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat
kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (hadits
ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At
Targhib wat Tarhib I/272)


Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai
membaca Al Fatihah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu
Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang
Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn',
maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa
ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia
akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no.
782)


Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan
shalat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu
bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada
di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia
belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah
ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh
Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)


Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara
berjama'ah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra.,
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada
saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai
hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari
hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang
hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada
waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang
hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan
malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu
Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan
hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka
sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan
mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada
hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Ahmad Syakir)


Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang
yang didoakan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud
Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Doa
seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan
dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang
menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk
saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut
berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia
dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)


Orang - orang yang berinfak. Imam Bukhari dan Imam Muslim
meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang
hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah
satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti
bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah,
hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no.
1442 dan Shahih Muslim no. 1010)


Orang yang makan sahur. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath
Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan
sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)


Orang yang menjenguk orang sakit. Imam Ahmad meriwayatkan
dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah
akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat
kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu
malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh
Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")


Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily
ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim
atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang
yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni
langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan
bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang
mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Belajar MenCinta

Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang professor pendidikan di
University of Southren California, di Amerika. Ia seorang dengan seabreg
kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang pendidikan. Satu tema yang
terus menerus dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang cinta.

"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari
cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta," begitu katanya dalam
sebuah ceramah.

Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya.
Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya.
Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang
kosong.
Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah. Tapi
ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan
membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih
sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya.
Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak
bisa kita nikmati dengan cinta.
Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan
berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.

Bandung Bondowoso tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari
tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang.
Sakuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga
dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang
ternyata ibu sendiri.
Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya
terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta.
Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan.
Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang.
Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan
yang lebih baik.

Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit
dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta.

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat
kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan
mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan
petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta
kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada
kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati
mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama
masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh
menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan
berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman
menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan
meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia
tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu
semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah
yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir
di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di
dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang
demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia
kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membukan mata dan bertanya
pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di
kenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril
tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu
dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu
ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya
Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak
tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua
siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,
peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telingan ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia
itu.

Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?
Yang begitu besar rasa cinta Beliau kepada umatnya.
Yang begitu besar rasa kasih sayangnya kepada anak yatim (piatu) dan
kaum dhuafa.

Sudahkah kita mencintai kedua orang tua kita dengan tulus?
Mengecup kedua tangannya, membahagiakan mereka sehingga senyum merekah
karena kita. Mencintai keluarga kita.
Mencintai tetangga-tetangga kita.
Mencintai saudara-saudara muslim kita, yang mungkin saat ini sedang
menderita yang amat sangat, baik itu karena penindasan kaum kuffar
durjana, maupun karena kemiskinan,
baik yang berada di sekitar kita maupun di belahan bumi lain.
Dan insya Alloh, kita bukan termasuk orang-orang yang lalai dalam
mengerjakan sholat

"Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah
Membangun samudera kebaikan.
Cinta adalah tangan-tangan yang merajut
Hamparan permadani kasih sayang...
Cinta adalah hati yang selalu berharap dan
Mewujudkan dunia dengan kehidupan yang lebih baik ..."

Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta
Tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan.
Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta ...

Semoga taufik dan hidayah Allah SWT selalu tercurahkan kepada kita.
Amin.


*dari artikel tak bernama di PCku*

Cantik Itu Mudah Dan MUrah..

Mendengar kata cantik, mungkin benak kita langsung membayangkan sosok tinggi- langsing, berkulit halus-lembut, dan memiliki wajah seindah purnama. Persis seperti model iklan kosmetika di televisi. Berjuta-juta perempuan dengan wajah pas-pasan iri dan tergoda mencoba kosmetika tersebut. Apalagi narasi iklan sering menggambarkan begitu banyaknya laki-laki tampan tertarik padanya. Secara tak langsung iklan tersebut berkampanye; seperti inilah perempuan idaman laki-laki.

Kebanyakan orang menilai cantik tidaknya perempuan hanya dari fisik semata. Dan beruntunglah mereka yang dianugerahi rupa seindah mutiara. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya jasmani pas-pasan? Betapapun mereka sudah menggunakan kosmetik mahal, sulit menandingi perempuan yang sejak lahir sudah cantik.

Ada cara yang mudah dan murah untuk membuat perempuan cantik, meskipun secara fisik mereka kurang menarik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mendefinisikan kembali makna cantik tersebut. Cantik bukan masalah fisik semata. Kecantikan sejati juga bisa diraih dengan memaknakan kecantikan sebagai berikut:

1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan mata kaum laki-laki.
Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman da taqwa akan memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia akan memesona. Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki akan tertarik padanya.

2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria
Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus fisiknya. Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa melupakannya.

3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya
Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti. Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.

4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat.
Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.

5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya
Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya

6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya
Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik. Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan mejadi istri dan ibu yang baik.

7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat dan umat manusia
Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh di menemani. Menjadi pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah berjuang.

8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untuk memberi.
Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati. Selalu memberi, tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya biasa-biasa saja.

Mungkin masih banyak kecantikan lain yang tercecer. Tapi dengan kecantikan-kecantik an ini, perempuan manapun bisa tampil memikat. Mudah caranya, murah biayanya.

Satu hal yang paling penting, kecantikan-kecantik an ini sifatnya abadi. Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada. Tidak seperti kecantikan lahiriah yang sementara. Setelah tua, ketika senja menyapa, ia tak menarik lagi. Manakah yang akan Anda pilih? Kecantikan sementara atau kecantikan abadi? (by: Koko Nata)

Sumber: ”Ya Ma’syaru Ar-Rijaal, Rifqan bin An-nisaa
oleh Dr. Najah Ahmad Azh Zhihar, dan Ustad Cinta

NB: lagi Mengusahakan menjadi kek yang di atas....^___^

keCantikan SeOrang WaNita..



"Beauty can't amuse you, but brainwork... , reading, writing, thinking, can". Kecantikan tidak akan membuat Anda senang, tetapi kepintaran atau kepandaian dengan cara banyak membaca, menulis, dan berpikir bisa membuat Anda senang." Helen Gurley Brown.

Artinya, kecantikan wanita itu bukan hanya dilihat dari segi fisik. Kecantikan juga meliputi wawasan ilmu pengetahuan. Membaca, melatih diri menganalisa sesuatu dan berpikir sangat efektif meningkatkan kepintaran.

Pada tanggal 26 September 2005 saya berkesempatan menjadi juri dalam sebuah ajang pemilihan ratu kecantikan bernama Miss Chinese Cosmo Pageant 2005. Ajang serupa sebenarnya sudah 3 kali diselenggarakan di Beijing-Cina, tetapi baru pertama kali diadakan di Denpasar, Indonesia. Dari sekian banyak calon peserta, hanya 15 wanita saja yang lolos dan dikarantina selama satu minggu sebelum mengikuti ajang pemilihan ratu kecantikan tersebut.

Sebagai trainer sekaligus dewan juri, saya tidak sekedar memberikan poin lebih kepada mereka berdasarkan kecantikan dari segi fisik semata. Keahlian masing-masing peserta, termasuk kemampuan dalam menjawab pertanyaan secara spontan, sangat berpengaruh terhadap penilaian para juri. Saya kira, peserta yang sudah terbiasa membaca, menulis, dan berpikir sangat berpeluang memenangkan kontes tersebut.

Tetapi standar kecantikan dalam kontes pun pasti jauh berbeda dengan standar kecantikan kehidupan kita sehari-hari. Karena pada dasarnya kecantikan itu suatu konsep dengan multi difinisi. Saya sendiri mempunyai kriteria khusus dalam menilai kecantikan seorang wanita, dan mungkin itu akan berbeda dengan pendapat orang lain.

Di mata saya, setiap wanita itu cantik, dan masing-masing wanita memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh wanita lain. Setiap wanita memiliki kecantikan yang berasal dari hati dan jiwa dan bersifat permanen. Kecantikan seperti itu sering disebut dengan inner beauty atau keluhuran budi pekerti.

Seluruh dunia mengakui kecantikan Theresia dari Calcutta, India. Meskipun dari segi fisik, wanita tersebut renta, keriput, dan jauh dari standar wanita seksi. Tetapi setiap tindak tanduknya dihiasi dengan budi pekerti yang sangat luhur dan pancaran kasih sayang yang tulus dari dalam hati. Hal itu menjadikan sosok Theresia memiliki kecantikan yang menawan. Meskipun sudah cukup lama meninggal dunia, tetapi kecantikannya tidak pernah lekang oleh waktu.

Saya sengaja mengambil contoh Theresia dari Calcuta, India, karena saya ingin memaparkan bahwa kecantikan wanita itu jauh dari penampilan atau figurnya. Kecantikan seseorang merupakan paduan dari banyak sekali karakteristik yang indah, misalnya sikap, etika, sopan santun, kemandirian, kecerdasan, ketangkasan, humor, kemampuan bersosialisasi, kepekaan dan kasih sayang, religius, kemurahan hati
dan lain sebagainya. Leonardo da Vinci menyebutkan, "Beauty adorns virtue...., Kecantikan memuja kebaikan." Artinya siapapun memiliki kecantikan yang luar biasa apabila bersedia mempercantik hati atau jiwanya. Namun bila masih ada wanita yang merasa jelek, mungkin ia harus memperhatikan beberapa hal penting di bawah ini.

Yang pertama adalah meredam amarah atau keinginan untuk menyakiti orang lain, karena hal itu akan mengurangi aura kecantikan. Lagipula dalam ilmu kedokteran disebutkan bahwa amarah menyebabkan kerusakan sel syaraf sebanyak 50.000 sel. Dibutuhkan waktu lama atau sedikitnya 128 hari untuk memulihkan sel-sel tersebut seperti sedia kala.

Tidak mengherankan, betapun cantik dan menarik fisik seorang wanita, maka ia akan terlihat sangat jelek dan menyebalkan bila dirinya dikuasai amarah atau nafsu untuk menyakiti orang lain. Maka binalah sikap dan cara berpikir positif. Aura kecantikan Anda semakin bersinar terang dan diri Anda terlihat jauh lebih muda dan segar bila Anda selalu berpikir positif.

Yang kedua adalah mencintai diri sendiri tanpa syarat, apapun adanya diri Anda. Apabila Anda tidak mampu mencintai diri sendiri, maka Andapun tidak akan dapat mencintai dan menyayangi orang lain. Logikanya Anda tidak akan dapat memberikan sesuatu yang tidak Anda miliki.

Dengan terlebih dulu mencintai diri sendiri, maka Anda baru akan bisa memancarkan cinta dan kasih sayang kepada mahkluk di sekeliling Anda. Cinta dan kasih sayang yang tulus dari dalam hati menjadikan seluruh aspek di dalam diri Anda terlihat istimewa. Cinta dan kasih sayang akan memancarkan aura kecantikan Anda yang luar biasa.

Selain mencintai diri sendiri apa adanya, Anda juga dapat memupuk kebaikan kepada orang lain dengan melakukan visualisasi. Caranya adalah meluangkan beberapa waktu untuk membayangkan diri Anda berbagi kebaikan kepada orang lain. Lakukan visualisasi seperti itu dimanapun Anda berada, karena dapat meningkatkan energi cinta dan kasih sayang dari dalam diri Anda.

Hingga tanpa Anda sadari, suatu ketika sikap Anda juga akan penuh kasih sayang. Aura kecantikan Andapun akan memancar dengan sendirinya. Semakin banyak cinta yang Anda pancarkan tanpa syarat, maka semakin tinggi aura kecantikan yang Anda miliki.

Satu hal terpenting untuk diperhatikan bahwa kecantikan itu terpancar dari dalam hati yang damai. Aura kecantikan tidak dapat timbul dari dalam jiwa yang kosong dan hampa. Hati yang damai juga tidak dapat tergantikan oleh kekayaan, kemolekan tubuh dan wajah, ketenaran, posisi dan lain sebagainya.

Bersyukur dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan aktifitas yang lebih menjanjikan kedamaian hati. Luangkanlah lebih banyak waktu untuk bersyukur dan beribadah kepada Tuhan YME. Aura kecantikan akan terpancar lebih terang dari seseorang yang memiliki kedamaian spiritual, dimana ia menemukan harapan baru, optimisme dan kebahagiaan hakiki.

Pada dasarnya, penampilan memang penting supaya seorang wanita terlihat rapi, cantik dan menarik. Tetapi karakteristik itu ternyata jauh lebih penting, karena kecantikan yang berasal dari kemurnian hati dan jiwa lebih mudah menjadi pusat kekaguman banyak orang. Pesan saya, jagalah diri dan inner beauty atau keluhuran budi pekerti betapapun cantiknya Anda.

Sumber: Kecantikan Seorang Wanita oleh Andrew Ho.
Dari milist intern

doa ku...

Tuhanku,

Aku berdoa untuk seorang pria, yang
akan menjadi bagian dari hidupku.

Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari
segala sesuatu.

Seorang pria yang akan meletakkanku
pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.

Seorang pria yang hidup bukan untuk
dirinya sendiri tetapi untukMU.

Wajah ganteng dan daya tarik fisik tidaklah
penting.

Yang paling penting adalah

sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus
akan Engkau dan memiliki
keinginan untuk menjadi seperti Engkau.

Dan ia haruslah mengetahui bagi
siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya
tidaklah sia-sia.

Seseorang
yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak
yang cerdas. Seorang pria
yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga
menghormati aku. Seorang pria yang
tidak hanya memujaku tetapi dapat juga
menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang yang mencintaiku bukan karena
kecantikanku tetapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi
sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan
situasi. Seseorang yang dapat membuatku
merasa sebagai seorang perempuan ketika
berada di sebelahnya.

Aku tidak meminta seorang yang sempurna,
Namun aku meminta seorang yang
tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya
sempurna dimataMU.

Seorang pria yang membutuhkan
dukunganku sebagai peneguhnya.

Seorang pria yang membutuhkan
doaku untuk kehidupannya. Seseorang yang
membutuhkan senyumanku untuk mengatasi
kesedihannya. Seseorang yang
membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya
menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta :

Buatlah aku menjadi seorang perempuan
yang dapat membuat pria itu bangga
dan bahagia.

Berikan aku sebuah hati yang sungguh
mencintaiMU, sehingga aku dapat
mencintainya dengan cintaMU, bukan
mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah RohMU yang lembut sehingga
kecantikanku datang dariMU
bukan dari luar diriku. Berilah aku tanganMU sehingga aku
selalu mampu berdoa untuknya.

Berikanlah aku mataMU sehingga aku dapat
melihat banyak hal baik dalam
dirinya dan bukan hal buruk saja.

Berikan aku mulutMU yang penuh dengan
kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi
semangat, sehingga aku dapat mendukungnya
setiap hari.

Berikanlah aku bibirMU dan aku akan tersenyum
padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku
berharap kami berdua dapat
mengatakaan "betapa besarnya Tuhan itu karena
Engkau telah memberikan
kepadaku seseorang yang dapat membuat
hidupku menjadi sempurna". Aku
mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami
bertemu pada waktu yang tepat dan
Engkau akan membuat segala sesuatunya indah
pada waktu yang Kautentukan.

Amin

Rabu, 06 Agustus 2008

pesan untuk Nurani

Kata bijak hanya untuk diucapkan
Tindakan benar adalah kebenaran
Namun nyali untuk melakukannya telah langka
Penuh ketakutan dan ketidak berdayaan
Karena musuh yang nyata sejatinya adalah hati sendiri
Yang berkehendak dan berkeinginan
Yang berprasangka penuh nafsu, tamak dan dengki
Bangkitkan nyali, musnahkan ketakutan dan ketidakberdayaan melawan diri
Jangan terhormat dan menang dimata orang
Karena kecerdasan dan kepintaran, pangkat atau jabatan
Atau cerita sedihmu yang mengharukan
Yang engkau bumbui untuk merayu iba dan belas kasihan
Atau kealimanmu yang tiada ikhlas hanya gila hormat dimata awam
Atau gelar dan atribut keagamaan yang nabimu pun tidak pernah ajarkan
Namun sesungguhnya tanpa nyali itu
Engkau hanya akan menjadi seorang pesakitan dimata Tuhan
Mawaslah atas gejolak yang berasal dari dada dan pikiranmu
Karena itu bukan suara hati , tapi nafsu belaka
Dan orang yang engkau anggap buruk belum tentu engkau lebih baik darinya
Dan engkau yang menganggap dirimu mulia ?
Ternyata hanya pencundang belaka