Jumat, 26 Desember 2008

Cinta laki-laki seumpama gunung..

artikel ini pie ambil dari suratkita.blogspot...karena bagus harus pie simpen di blog pie...buat baca-baca..nanti..^^ enjoy this artikel pi...


Cinta laki-laki seumpama gunung. Ia besar, solid dan (sayangnya) rentan.

Sewaktu-waktu ia bisa saja meletus, memuntahkan lahar, menghanguskan apa
saja yang ditemuinya.
Cinta perempuan seumpama kuku. Ia hanya seujung jari, tetapi tumbuh
perlahan-lahan, diam-diam
dan terus menerus bertambah. Jika dipotong, ia akan tumbuh dan tumbuh
lagi."
Betapa menakjubkan!
Perumpamaan di atas terilhami dari sebuah dialog dalam adegan film "Bulan
Tertusuk Ilalang" karya
Garin Nugroho.

Ini mengingatkan kenangan saya pada seorang teman dan ibunya ketika
masa-masa SMP-SMU.

Kala itu, hampir setiap hari saya mengunjungi rumahnya. Teman saya anak
orang berada. Ayahnya,
pimpinan sebuah instansi pemerintah terkemuka di kota saya dan ibunya
adalah ibu rumah tangga.
Saya tak heran mendapati benda-benda bagus dan bermerek di rumahnya yang
masih dalam tahap
renovasi. Seperangkat sofa indah yang empuk, televisi yang besar.
Terkadang saya dibuat berdecak
kagum, sekaligus iri.
Semakin sering saya bertandang ke rumahnya, lama-lama saya menyadari bahwa
isi rumah nan megah
itu semakin kosong dari hari ke hari. Perabotan mewah, satu per satu
lenyap dan televisi yang 'mengkerut'
dari 29 inchi ke 14 inchi.
Perubahan paling mencolok adalah wajah ibu teman saya. Suatu saat ketika
ia berbicara, tak sengaja
saya melihat suatu kenyataan bahwa ibu teman saya itu kini ompong!
Barangkali 2-3 gigi depannya hilang. Saya tak berani -lebih tepatnya tak
juga tak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan sendiri. Yang jelas, sebuah
suara, jauh di lubuk hati
saya berkata : "Sesuatu yang mengerikan telah terjadi di rumah itu!"

Benarlah! Tanpa diminta akhirnya teman saya datang berkunjung ke rumah.
Setengah berbisik, ia
bercerita bahwa ayahnya selingkuh dan karenanya, hampir tak pernah pulang
ke rumah. Dan ini bukan
main-main, perempuan itu hamil dan menuntut pertanggungjawaban ayahnya.
Dengan emosional teman
ini bercerita, bahwa ia diajak ayahnya ke rumah perempuan itu dan meminta
teman saya untuk
memanggilnya dengan sebutan "Mama".
Sebuah permintaan menyakitkan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh
teman saya. "Ibuku cuma satu"
tangkisnya tegar saat itu. Dan misteri tentang gigi ibunya yang ompong,
barang-barang mewah dan
perabot yang satu per satu menghilang dari rumahnya pun terkuak sudah.
Semuanya adalah akibat ulah
ayahnya. Dan setengah frustrasi ia mengadu pada saya bahwa ia harus
menanggung semua beban berat itu
sendirian, karena kakak satu-satunya yang kuliah di luar kota tak peduli
dan tak mau memikirkan masalah itu.
Ibunya yang lemah lembut pun tak bisa berbuat banyak dengan perilaku
suaminya. Ia cuma bisa pasrah.
Gigi yang tanggal itu buktinya. Saya hanya mampu berharap dan memberi
semangat agar teman saya itu tabah
dan tak putus berdoa.

Setelah peristiwa itu lama berlalu, Tuhan menjawab doa teman saya. Ketika
itu menjelang kelulusan SMU.
Ia bercerita pada saya bahwa ayahnya sudah 'sembuh', bertobat, dan kembali
ke pangkuan istri dan anak-anaknya. Nasib 'the other woman' itu entah bagaimana? Sampai di sini
persoalan beres. Dan saya takjub
mendengarnya.
Senang sekaligus heran. Bagaimana mungkin masalah pelik ini bisa selesai
semudah itu?
Nurani keadilan saya berontak. Tak habis pikir, betapa mudahnya ibu teman
saya itu memaafkan dan
menerima kembali suaminya setelah semua yang dilakukannya.
Lelaki itu tak cuma berkhianat, menyakiti hati isterinya, tapi juga
melakukan kekerasan fisik dengan
merontokkan gigi-gigi depannya. Tak menafkahi anak-anaknya dan nyaris
mengosongkan isi rumahnya.
Dan ibu teman saya memaafkannya begitu saja!
Sebuah kenyataan yang ternyata banyak juga saya temui di masyarakat kita.
Perselingkuhan dan kekerasan
dalam rumah tangga yang bisa diselesaikan dengan mudah, hanya dengan kata
'maaf'. Mungkin inilah yang
disebut orang sebagai "cinta"??

Ayah teman saya adalah laki-laki dengan cinta sebesar gunung,dan ketika ia
meletus, laharnya meluap
kemana-mana, menghanguskan apa saja, melukai fisik dan terutama hati dan
jiwa isteri serta anak-anaknya.

Ibu teman saya adalah perempuan dengan cinta sebesar kuku. Memang cuma
seujung jari, tapi cinta itu
terus tumbuh, tak peduli jika kuku itu dipotong, bahkan jika jari itu
cantengan dan sang kuku terpaksa
harus dicabut, meski sakitnya tak terkira, kuku itu akan tetap tumbuh dan
tumbuh lagi.

Sebuah cinta yang mengagumkan dari seorang perempuan yang saya yakin tak
cuma dimiliki oleh ibu
teman saya. Cinta yang terwujud dalam sebuah sikap yang agung :
"Memaafkan".
Sebuah tindakan yang perlu enerji, kekuatan yang besar, yang anehnya
banyak dimiliki oleh makhluk
(yang katanya) lemah bernama perempuan.
Yang masih tersisa dan mengganjal di hati saya adalah : Apakah ini
benar-benar tindakan memaafkan
yang tulus atau hanya karena tidak ada pilihan lain??
Hanya Tuhan jua Yang Maha Mengetahui.

Kamis, 25 Desember 2008

99% kemarahan dalam diri kita diluapkan pada orang yang kita sayangi

Percaya atau tidak, namun kenyataannya terjadi dalam kehidupan kita. Berdasarkan hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 99% kemarahan yang ada dalam diri kita, selalu diluapkan kepada orang yang kita sayangi.
hal ini bisa saja disebut normal, karena berbagai alasan. seperti misalnya sudah tidak ada lagi rasa canggung untuk mengungkapkan perasaan pada orang yang kita sayangi, atau bahkan dengan alasan kita sudah tidak lagi bertopeng dihadapannya.
terkadang, alasan-alasan tersebut membuat kita lupa bahwa hal tersebut bisa melukai perasaan mereka, karena emosi yang sudah meluap, maka kita akan menganggap wajar ia bisa menerima sifat kita yang sebenarnya. Luapan kemarahan, kemudian berujung pada kata-kata kasar, cacian, dan hinaan terlontar dengan mudah dari mulut kita. Tak peduli siapa yang salah, yang penting emosi tersalurkan.
Ada sebuah tulisan yang menyadarkan saya tentang kata-kata kasar yang mungkin sering saya lontarkan pada mereka-mereka yang saya sayangi.
Cerita ini dialami oleh seorang ibu. Rosa namanya. Ia bercerita begini:
Saya menabrak seorang yang tidak dikenal di jalan. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya.
Ia berkata, "Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.
Namun cerita lainnya terjadi di rumah, Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, ia terlihat kecewa.
Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, sekilas terdengar sebuah bisikan yang berbicara pada saya, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu. "Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."
Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anak saya dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untuk ibu?" Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. ".
"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru." Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."
Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu." Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."
Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja, dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? orang ditengah jalan yang telah kita perlakukan dengan sangat sopan, akan dengan cepat melupakan kita setelah pertemuan sejenak itu? Akan tetapi orang-orang yang kita sayangi, yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka?
Jika sampai hari ini Anda masih melontarkan kata-kata kasar pada orang-orang terkasih Anda, mulailah menyadari bahwa saat ia diam dalam kemarahan Anda, itu karena besarnya perasaan sayangnya pada diri Anda....

Kebahagian

Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai.Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha
meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada. Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan. Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri. Jikalau berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk dikhianati. Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri,mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain.

Percayalah kepada Allah, dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati. Ia akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.

bila Al Qur'an bisa bicara



Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu

Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?



Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa

Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan

Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian

Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....


Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...


Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku


Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu


Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah


Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.


Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya

Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.


Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.


Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu


Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui

Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.


Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu


Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Indahnya kasih sayang

Mahasuci ALLOH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.

Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang ALLOH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya.

Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "ALLOH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLOH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (H.R. Muslim).

Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepantasnya jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLOH SWT, tanyakanlah kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalbu untuk saling berkasih sayang bersama makhluk lain?


Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.


Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih sayang di kalbu kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya.

Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya dengan menyayangi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya bertanya-tanya: Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar nyala api jahannam?

Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLOH, menatap Rasulullah SAW, menatap para kekasih ALLOH di surga kelak, atau malah akan terburai karena kemaksiyatan yang pernah dilakukannya?

Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bisa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?!

Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana, sehingga layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, Rasulullah SAW, atau tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar bersama hangusnya batu-batu di kerak neraka jahannam?

Ketika memandang kaki, tanyakanlah apakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLOH sehingga berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri.

Memandang mulusnya kulit kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam?

Mudah-mudahan dengan bercermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga diri kita.

Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLOH adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.

Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLOH, tetapi ALLOH malah mencapnya sebagai ahli neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini pernah mengurung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi makan oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli ibadah, laknat ALLOH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLOH menetapkannya sebagai seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya.

Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanita berlumur dosa sedang beristirahat di pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar biasa. Walau tidak mungkin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap berusaha menjangkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk menolongnya. Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya pada anjing yang kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLOH, terampunilah dosa wanita ini.

Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lain, insya ALLOH keinginan untuk berbuat baik akan muncul dengan sendirinya.

Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahun. Karena tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-orang yang dianggapnya mampu memberi pinjaman biaya.

Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di kalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang ini, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkanya akan habis atau bahkan jatuh miskin.

Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kasih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu dirinya. Terlebih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLOH dalam hartanya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang membutuhkan bantuannya.

Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia ini cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja keras untuk menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLOH bagi yang telah tumbuh kasih sayang di kalbunya, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkannya di jalan ALLOH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkannya kepada orang lain, ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula dalam membela orang lain yang teraniaya, Subhanallah.

Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sakit, atau pula dengan selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon, Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya.

Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLOH hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, para artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya ALLOH.

Rabu, 24 Desember 2008

harapan...



Ya Allah..pie harap..pie doa..menuju awal dari tahun yang baru..kau kabulkan doa-dao ku Ya Allah...amin...

Jumat, 12 Desember 2008

ayah..

HATI SEORANG AYAH


Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada
Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap
wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-
bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya
pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan
badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya,
ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban
Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."

Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa
penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak
wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya
mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri
Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut
dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi
demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar
benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."
Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi
dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi
itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu
rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin
keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia
senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa
aman teduh dan terlindungi. "

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting
tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup
kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari
sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal
dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali
dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat
dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya
basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia
relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu
dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan
membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya
tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya
keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang
demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi
apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai
perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah
memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya
tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan
kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar
selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk
memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan &
menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap
Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. &
bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka,
walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan,
sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-
laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari &
menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia
& BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai
laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,
senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap
perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup
keluarganya. "

"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai
Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh
laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di
Dunia & Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut
& berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik
Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu
merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. " AKU MENDENGAR &
MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang
begitu agung,
tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...

upie sayang bapa...love u pa..

With Love
to All Father


Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang
terbaik
untuknya.... ......... .......... ......... .....

Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah
yang terbaik
Buat keluarga kita........ ......... ..........

Sabtu, 06 Desember 2008

rollback....



Daun...ya saya itu kalo di tipe kan untuk pohon upie tuh seperti daun ^_^

tapi hari ini jam ini pie ga mau membahas tipe, hari ini bulan desember bulan akhir dari tahun 2008, wao sebentar lagi masuk tahun 2009..

karena dah di penghujung tahun, ga ada salah nya mengingat-ngingat 11 bulan ke belakang..kenapa karena upie ga mau melupakan 1 kejadian pun dari kehidupan ini terutama tahun 2008 ini..

masuk awal tahun january 2008 kemarin pasti pie seneng, karena tgl 2 january pie ulang tahun, umur baru visi baru..rasa nya bahagia hari itu macem-macem yg di rasa..

kala itu semua nya serba baik, orang tua sehat, kerjaan juga lancar, ade" sehat, kakak pie sehat..+ i have boyfriend ( hahahha )kenapa pie bilang serba baik karena terus terang..dia adalah pacar ku setelah 7 tahun ngejomblo ( hahahhah tawa lagi ^_^)

masuk january hubungannya dah masuk 8 bulan, bagi upie itu sudah sangat luar biasa, terus terang itu pacar kedua setelah yg pertama..yang pertama cuma jalan 4 bulan..harapan pie di setiap suatu hubungan itu langgeng, kalo bisa saling mengenal yang baik terus nyambung sampai menikah ( harapan yg sampe sekarang terus ada)

Baca di buku," Allah akan menguji manusia sekali 2 kali dari setahun "..hmmm...jadi ujian itu pun datang, ketika segalanya sudah pada tempat nya..hubungan pie putus, rupa nya hubungan yg begitu pie hargai tidak seberharga itu bagi dia..segala sesuatunya hanya kebohongan dan main-main..sakit rasa nya, banyak perasaan yg datang, dari sedih, marah, tidak nerima, nekad..semuanya datang, rupanya saya itu lemah selemah" nya wanita..untuk membalas ga tau membalas gimana, cuma bisa nangis..badan kurus, males makan..semuanya jadi kacau..rupanya juga pie baru tahun kalo upie tuh bukan orang yg tabah..di kepala banyak kata-kata KENAPA...KENAPA....DAN KENAPA...

Alhamdullilah masih ada iman di hati ini, Allah masih sayang sama upie di kasih petunjuk hampir aja gelap mata..akhirnya pie berlari ke ibadah tuk meminta pertolongan Allah keluar dari kesedihan itu..berdoa, berdoa dan berdoa..
badan kurus, kerjaan berantakan, pie jadi cepat marah..keluarga, temen-temen bilang pie berubah jadi orang aneh, ga banget pokok nya...pie juga jadi ga suka sama diri pie yang seperti itu..SURAM..

Bulan april pertolongan itu datang, pie ngerasa itu adalah pertolongan bagi upie, bulan april itu ada seseorang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam pikiran dan hati ini..tanpa pie sangka-sangka, begitu mudahnya dia masuk ke hati...Allah memang maha berkehendak, hati yang tadi nya beku, dingin, miris, ironis..penuh dengan kesedihan tiba-tiba lapang, segala sesuatu nya menjadi begitu penuh kebahagian dan harapan..
bulan april itu juga ada musibah dalam pekerjaan pie..tapi segalanya ringan karena keberadaan dia..

Thanks to you..karena keberadaan mu menolong upie, begitu cepat nya..akhirnya kita mencoba menjalin hubungan, ntah karena pie berlebihan atau ini hanya 1 lagi cobaan dari Allah yang harus pie jalanin..
kalo bisa di bilang upie begitu menghargai nya, menyayanginya..tapi harapan dan rencana, Allah yg menentukan semuanya..

Bulan Agustus..dia mengakhiri hubungan, sama seperti sebelumnya...bagi upie mungkin begitu berharga..tapi bagi dia tidak seberharga itu..kali ini sakitnya luar biasa..andai waktu bisa balik berputar, pie ga mau ceritanya kaya begini..tapi sekali lagi manusia boleh berencana tapi Allah yang maha kuasa..yang menentukan..

Bulan September masuk bulan Ramadhan..ahh...bulan penuh berkah, bulan ini rasa sakit nya tidak begitu terasa..pie malu kalo di bulan ramadhan pie bersedih hati..bulan ramadhan adalah bulan upie tuk Allah..jangan di sia-sia kan, itu yg ada di dalam hati pie...tapi hati ini masih berharap, hati ini masih belom menerima..pertengahan bulan ramadhan ntah ada angin apa ketika itu, pie memohon sama dia untuk kembali lagi memperbaikin hubungannya tapi di tolak, ketika itu semua kesedihan kemarahan begitu besar nya..dengan kata-kata yang begitu menyakitkan pie luapkan kemarahan itu..kalo di ingat lagi, sampai sekarang pie ingin ngucapin " maafin saya atas kata-kata saya, ketika berucap seperti itu pun, hati ini sakit...maafin ya.."

Bulan desember awal..harapan masih terus ada, tapi bukan berharap sama dia pie hanya berharap sama Allah..semoga Allah mendengar Doa-doa yg selalu terucap di hati ini..karena Kau Ya Allah.. Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui..
Mungkin bagi dia keberadaan upie benar-benar sudah terapus..tapi bagi upie, Dia akan selalu ada..Sampai sekarang pun ketika pie menulis ini bayangan nya masih begitu jelas di hati dan pikiran upie...

ya waktu..tahun ini tahun yang berharga bagi upie, walau banyak kesedihan di dalamnya tapi lebih banyak kebahagiannya...Alhamdullilah...

Rabu, 12 November 2008

BerLayarlah..BekErjaLah..



Kita adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian kita adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan.

Sehebat apapun perahu diciptakan, tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Dermaga adalah masa lalu kita. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan kita. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan Tuhan pada kita. Jangan biarkan masa lalu menambat kita di situ. Lepaskan diri dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji.

Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Senin, 03 November 2008

motivasi..

Andai kau memerlukan kekasih, maka pilihlah Allah. Kiranya kau memerlukan teman sejati, maka dampingilah alQuran, andai kau memerlukan kekuatan dalam kehidupan, maka tawakkal kepada Allah dengan penuh kesabaran. Teguhkanlah keyakinan kepadaNYA.. Ya Alloh,hiburkanlah dan gembirakanlah kami dengan RidoMU…Amiin.

Selasa, 07 Oktober 2008

Kenapa.....

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita menangis ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita membayangkan sesuatu ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita berciuman ?
Hal hal yang terindah di dunia ini biasanya tidak terlihat

Ada hal hal yang tidak ingin kita lepaskan
dan ada orang orang yang tidak ingin kita tinggalkan
Tapi ingatlah, melepaskan bukan berarti akhir dari dunia
melainkan awal dari kehidupan yang baru

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis
Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah tersakiti
Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah mencari dan telah mencoba

Karena merekalah yang bisa menghargai
Betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka

Cinta adalah ketika kamu menitikkan air mata, tetapi masih peduli
terhadapnya
Cinta adalah ketika dia tidak mempedulikanmu, kamu masih menunggunya
dengan setia
Cinta adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih
bisa tersenyum
sambil berkata , ” Aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cintamu tidak berhasil, bebaskanlah dirimu
Biarkanlah hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam
bebas lagi
Ingatlah, kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..
Tetapi saat cinta itu dimatikan, kamu tidak perlu mati bersamanya..

Orang yang terkuat bukanlah orang yang selalu menang dalam segala hal
Tetapi mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh
Entah bagaimana, dalam perjalanan kehidupanmu,
Kamu akan belajar tentang dirimu sendiri dan suatu saat kamu akan
menyadari
Bahwa penyesalan tidak seharusnya ada di dalam hidupmu
Hanyalah penghargaan abadi atas pilihan pilihan kehidupan yang telah
kau buat
Yang seharusnya ada di dalam hidupmu

Sahabat sejati akan mengerti ketika kamu berkata, ” Aku lupa ”
Sahabat sejati akan tetap setia menunggu ketika kamu berkata, ”
Tunggu sebentar ”
Sahabat sejati hatinya akan tetap tinggal, terikat kepadamu
ketika kamu berkata, ” Tinggalkan aku sendiri ”

Saat kamu berkata untuk meninggalkannya,
Mungkin dia akan pergi meninggalkanmu sesaat,
Memberimu waktu untuk menenangkan dirimu sendiri,
Tetapi pada saat saat itu, hatinya tidak akan pernah meninggalkanmu
Dan sewaktu dia jauh darimu, dia akan selalu mendoakanmu dengan air
mata

Lebih berbahaya mencucurkan air mata di dalam hati
daripada air mata yang keluar dari mata kita
Air mata yang keluar dari mata kita dapat dihapus,
Sementara air mata yang tersembunyi,
Akan menggoreskan luka di dalam hatimu
yang bekasnya tidak akan pernah hilang

Walaupun dalam urusan cinta, kita sangat jarang menang,
Tetapi ketika cinta itu tulus…
meskipun mungkin kelihatannya kamu kalah,
Tetapi sebenarnya kamu menang karena kamu dapat berbahagia
sewaktu kamu dapat mencintai seseorang
Lebih dari kamu mencintai diri kamu sendiri…

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita
Atau karena ia tidak mempedulikan kita
Melainkan saat kita menyadari bahwa orang itu
Akan lebih berbahagia apabila kita melepasnya
Tetapi apabila kamu benar benar mencintai seseorang,
Jangan dengan mudah kita melepaskannya
Berjuanglah demi cintamu… Fight for your dream !
Itulah cinta yang sejati..
Bukannya seperti prinsip ” Easy come.. Easy go… ”

Lebih baik menunggu orang yang benar benar kamu inginkan
Daripada berjalan bersama orang ” yang tersedia ”
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai
Daripada orang yang berada di ” sekelilingmu ”

Lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidup ini terlalu berharga dan terlalu singkat
Untuk dibuang dengan hanya ” seseorang ”
Atau untuk dibuang dengan orang yang tidak tepat

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang paling
menyakiti hatimu
Dan kadang kala teman yang membawamu di dalam pelukannya
Dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari

Ucapan yang keluar dari mulut seseorang
Dapat membangun orang lain, tetapi dapat juga menjatuhkannya
Bila bukan diucapkan pada orang, waktu, dan tempat yang benar
Ini jelas bukan sesuatu yang bijaksana

Ucapan yang keluar dari mulut seseorang
Dapat berupa kebenaran ataupun kebohongan untuk menutupi isi hati
Kita dapat mengatakan apa saja dengan mulut kita
Tetapi isi hati kita yang sebenarnya tidak akan dapat dipungkiri

Apabila kamu hendak mengatakan sesuatu..
Tataplah matamu di cermin dan lihatlah kepada matamu
Dari situ akan terpancar seluruh isi hatimu
Dan kebenaran akan dapat dilihat dari sana

Biarkanlah

Biarkanlah
Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Kalau hanya itu tempat untuku dihatimu
Kan kuterima dengan senyum
Kubuktikan diriku yang terbaik untuk menjalaninya
Kan kuberikan bahu ku untuk tempat mengadu
Kan kutunjukan betapa pedulinya
Aku akan selalu ada saat kau butuhkan
Aku akan selalu didekat mu
Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian
Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Yang mendengar saat kau menangis
Kan kuterima dengan senang
Cintaku lebih dalam dari yang kau tahu
Tapi mengharapkan kau mencintaiku
Kan kubiarkan berlalu sementara
Kau perlu waktu untuk menemukan tujuanmu
Kau perlu waktu untuk merenungkan pikiranmu
Saat perjalananmu berakhir
Saat perjalananmu telah usai
Aku bintang selatan yang menunjukan arah
Untuk kembali pulang
Ingatlah aku
Yang mencintaimu sejak awal mula

Senin, 06 Oktober 2008

SEBUAH KISAH PENCIPTAAN PRIA DAN WANITA


Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta
telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus
menciptakan wanita.

Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk
menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia
mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang
rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,
sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.

Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,
kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu
dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan
bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari
burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.

Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita
dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya
tidak merana dan kesepian seorang diri.

Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan,
ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu
untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang
untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup
dengannya’.

‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu
kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku
memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.

Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu
memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak
enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian,
kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan
menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja
kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk
disentuh. Aku suka akan senyumannya.

Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.

Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.

Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’.

Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.

Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa
yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga
tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti
hidup ini?’.

‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima
perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi
kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan

Kamis, 25 September 2008

syukur...rasa syukur..

Ketika kita bicara soal syukur atau kata Syukuran, makna yang sering kali muncul dengan kata syukur itu adalah sebuah perbaikan gizi. Kalau kita dengar misalnya, „nanti sore akan ada syukuran dirumah pak …“ saya yakin, pasti yang ada dikepala kita adalah makan–makan, itu artinya perbaikan gizi, terutama bagi para student.

Sekarang, pernahkah kita diberikan ucapan terima kasih oleh seseorang? Saya yakin sekali, kita kita akan merasa sangat senang sekali saat diberikan sebuah ucapan terima kasih oleh seseorang.

Begitulah sebetulnya sebuah analogi syukur kita kepada Allah Yang Maha Menciptakan.

Syukur itu adalah sebuah kunci dari segudang kenikmatan. Barang siapa yang ahli mensyukuri nikmat yang ada, maka Allah akan membuka nikmat yang belum ada. Ketika kita mensyukuri salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kita, maka Allah akan memberikan kita nikmat yang lain. Jadi Syukur itu adalah sebuah kunci dari lemari yang berisi penuh dengan nikmat, namun kebanyakan dari kita lebih memikirkan isi lemarinya dari pada kuncinya.

Kita lebih memikirkan, kapan saya dapat rezeki, kapan saya dapat ferienjob, kapan nilai nilai ujian saya bagus bagus, padahal sudah banyak nimat yang Allah berikan kepada kita, nikmat sehat, nikmat bisa belajar, nikmat semua berjalan lancar yang tanpa kita sadari, karena kita terlalu memikirkan apa – apa yang belum ada, tapi lupa mensyukuri nikmat yang telah kita terima.

Sekarang bagaimana caranya bersyukur. Ada beberapa syarat supaya kita dapat mensyukuri nikmat Allah. Pertama, Tidak boleh merasa memiliki dan dimiliki. Kita harus yakin seyakin yakinnya, bahwa kita tidak memiliki apapun, semua hanya titipan. Bahkan diri kita sendiri pun bukan milik siapapun, termasuk kita, cuma Allah yang memiliki. Diancam mau dibunuh? Silahkan saja, yang mengancam juga sudah diancam mati oleh Allah.

Seorang hakim mengatakan, “saudara terdakwa divonis hukuman mati!”, padahal bukan tidak mungkin hakimnya yang meninggal lebih dulu. Ada sebuah cerita, seseorang sakit hingga koma dirumah sakit selama lima tahun, bayangkan lima tahun! Tapi ternyata yang meninggal malah yang menengok. Nyawa ini bukan milik siapa-siapa.

Sekarang misalnya kita tetep keukeuh (bersikeras), “masa diri ini bukan punya saya, saya mau kemana kek, terserah saya, diri ini punya saya kok”. Coba tahan jerawat satu saja yang muncul, coba tahan sehelai uban yang muncul, tidak akan bisa, atau coba tahan sebulan tidak buang air, saya yakin perjuangannya sangat berat dan tidak akan berhasil. Itu adalah bukti, kalau tubuh ini bukan milik kita.

Aa Gym mengatakan, rumus yang paling mudah adalah rumus Tukang Parkir. Mobilnya banyak, ganti-ganti, tapi diambil orang dia tenang saja, karena dia merasa dititipi. Dan begitulah seharusnya kita bersikap. Tapi bukan berarti saya mengajak untuk miskin, tidak. Kalau punya banyak uang, misalnya hasil kerja selama liburan musim panas, silahkan kalau mau beli tanah, kalau mau beli laptop, mau beli mobil, silahkan. Kalau perlu, beli tanah yang luas, lalu wakafkan, beli laptop yang banyak juga, lalu pinjamkan untuk keperluan dakwah. Kelak diakhirat tiba–tiba pahala menumpuk, mungkin itu pahala dari orang yang sujud ditanah yang kita wakafkan.

Kedua, Jangan ingin dipuji.

Ganteng? tampan? cantik? emang pesen?
Gagah? badannya ’jadi’? keren? idaman gadis masa kini. Kalau Allah mau, lumpuh, kita tidak bisa apa –apa.
Pinter? Cerdas? Nilai Klausur selalu satu. Dibuat strooke, kita tidak bisa apa –apa.

Kita tidak cocok berbunga–bunga dengan pujian, pujian itu adalah Allah menutupi keburukan kita.

Ada sebuah kisah lagi tentang tiga orang penunggang kuda yang kehilangan kuda ketika mereka sedang beristirahat. Lalu raja yang mengetahui hal itu segera mengirimkan utusan untuk menghadiahkan kuda dan bekal kepada tiga orang itu. Ketika utusan memberikan kepada masing–masing sebuah kuda dan bekal. Orang pertama mengatakan, “Oghhh kereeen”, orang kedua mengatakan, “Wow, ini kuda bagus nih. Milik siapa? Lalu untuk saya? sampaikan terima kasih saya untuk raja”. Orang ketiga mengatakan, “Eh, ini bukan kuda saya nih, ini kuda bagus, kuda siapa ini mas? Apakah raja memberikan kuda ini semata mata agar raja bisa akrab dengan saya? Oh terima kasih.” Itulah sebuah potret manusia, ada manusia yang hanya terpesona dengan apa yang diberikan Allah, ada juga yang terpesona dan berterima kasih, ini model kita, dan yang paling baik adalah selain bersyukur, ia sadar bahwa itu adalah bukan miliknya dan tahu mengapa ia diberikan nikmat itu.

Sebuah cerita lain, seorang komandan PM menyuruh seluruh anak buahnya untuk belajar mengaji. Alasan beliau adalah, “mumpung saya bisa nyuruh nyuruh, makanya saya suruh belajar ngaji”. Nah, demikianlah seharusnya ktia mensyukuri sebuah nikmat, dimanfaatkan untuk hal yang berguna. Dan begitulah contoh seorang pemimpin, pemimpin negara, seharusnya mengajak rakyatnya kepada Allah, seorang pemimpin pengajian apalagi, tugasnya adalah bagaimana agar jamaahnya makin dekat kepada Allah.

Sekarang kita buat sebuah kesepakatan. Kita ini adalah pemimpin untuk diri kita masing - masing, atau kalau kita adalah pimpinan dalam suatu komunitas itu lebih baik. Sekarang kita harus bisa misalnya saja, mengajak teman kita untuk hadir dalam pengajian mingguan, atau pengajian bulanan pengajian kota. Mengajak teman sekamar contohnya kepengajian IKID, mengajak teman kepengajian Iqro di KJRI. Hidup yang cuma sekali – kalinya harus menjadi jalan kebaikan bagi orang lain.

Aa Gym mengatakan „Hidup untuk berprestasi mempersembahkan yang terbaik, bermakna bagi dunia, dan berarti bagi akhirat nanti, itulah Syukur“.

Syukuri semua nikmat ini, mumpung Allah masih sayang sama kita.


Disandur dari tausiyah Aa Gym, 88

Selasa, 26 Agustus 2008

MENJADI APAPUN DIRIMU

Menjadi karanglah, meski tidak mudah. Sebab ia akan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia akan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia akan melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia akan menahan hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia akan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus. Sebab ia akan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan.

Menjadi pohonlah yang tinggi menjulang, meski itu tidak mudah. Sebab ia akan tatap tegar bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia akan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia akan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia akan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia akan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia akan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia akan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia akan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya.

Menjadi ikan pauslah, meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya akan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya.

Menjadi elanglah dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah.

Menjadi melatilah, meski tampak tak bermakna. Sebab ia akan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya.

Menjadi mutiaralah, meski itu tak mudah. Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam.

Menjadi kupu-kupulah, meski itu tak mudah pula. Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar.

Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya. Ikan Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas untuk selalu menerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang.

Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimana pun ia terletak, dimana pun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam kesendirian.

Menjadi apapun dirimu…, bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu. Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah sadari bahwa kamu adalah seorang hamba, seorang yang lemah dihadapanNYA! Itulah dirimu.

Sabtu, 23 Agustus 2008

motivasi..

1. Sekurang-kurangnya ada 5 orang dalam dunia yang
menyayangi Anda dan sanggup mati karena Anda.

2. Sekurang-kurangnya ada 15 orang dalam dunia ini
yang menyayangi Anda dalam beberapa cara

3. Sebab utama seseorang membenci Anda adalah karena
dia ingin menjadi seperti Anda.

4. Senyuman dari Anda boleh membawa kebahagiaan kepada
seseorang, walaupun dia tidak menyukai Anda.

5. Setiap malam ada seseorang mengingat Anda sebelum
dia tidur.

6. Anda amat bermakna dalam hidup seseorang.

7. Kalau bukan karena Anda,seseorang itu tidak akan
hidup bahagia.

8. Anda seorang yang istimewa dan unik.

9. Seseorang yang Anda tidak ketahui menyayangi Anda.

10. Apabila Anda membuat kesalahan yang sangat besar,
ada hikmah dibaliknya.

11. Sekiranya Anda merasa dipinggirkan, pikirkan
dahulu; mungkin Anda yang meminggirkan mereka.

12. Apabila Anda berpikir tidak mempunyai peluang
untuk mendapatkan sesuatu yang Anda ingini, mungkin Anda tidak akan
memperolehnya, tetapi jika Anda percaya pada diri sendiri lambat laun Anda
akan memperolehnya.

13. Kenanglah segala pujian yang Anda terima. Lupakan
segala caci maki.

14. Jangan takut untuk meluapkan perasaan Anda; Anda
akan merasa senang bila seseorang mengetahuinya.

15. Sekiranya Anda punya sahabat baik, ambillah waktu
untuk memberitahunya bahwa dia adalah yang terbaik. Hanya semenit
diperlukan untuk mendapat sahabat baik, sejam untuk menghargainya, sehari
untuk teman tetap paling setia. Walaupun punya harta yang banyak, teman
tetap paling berharga.

Senin, 18 Agustus 2008

pesan rasulullah saw..

Pesan Rasulullah Saw. kepada Fathimah az-Zahra

Imam Nawawi al-Bantani pernah menuliskan keagungan Fathimah az-Zahra ketika berbicara mengenai hak dan kewajiban suami istri bersama Rasulullah.

Nabi Saw., bersabda kepada puterinya:

Hai Fathimah, setiap istri yang membuatkan tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah mencatat baginya memperoleh kebajikan dari setiap butir biji yang tergiling, dan menghapus keburukannya serta meninggikan derajatnya.

Hai Fathimah, setiap istri yang berkeringat di sisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, maka Allah memisahkan antara dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.

Hai Fathimah, setiap istri yang meminyaki rambut anak-anaknya, dan menyisirkan rambut mereka dan mencucikan baju mereka, maka Allah mencatatkan untuknya memperoleh pahala seperti pahala orang yang memberi makan seribu orang yang sedang kelaparan, dan seperti pahala orang yang memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

Hai Fathimah, tetapi yang lebih utama dari semua itu adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Sekiranya suamimu tidak meridhaimu, tentu aku tidak akan mendo’akan dirimu.

Bukankah engkau mengerti, hai Fathimah, bahwa ridha suami itu menjadi bagian dari ridha Allah, dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.

Hai Fathimah, manakala seorang istri mengandung, maka para malaikat memohon ampun untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat menmperoleh seribu kebajikan dan seribu keburukannya dihapuskan. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatatkan untuknya memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila ia telah melahirkan, dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya setelah dilahirkan ibunya.

Hai Fathimah, setiap istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, maka dirinya terbebas dari dosa-dosanya seperti pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia tidak keluar dari dunia (meninggal) kecuali tanpa membawa dosa. Ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan surga. Allah memberinya pahala seperti seribu orang yang berhaji dan berumrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan untuknya hingga kiamat.

Setiap istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam hari disertai hati yang baik, ikhlas dan niat yang benar, maka Allah mengampuni dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya diberi pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhnya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala kepadanya sebanyak seratus pahala orang yang berhaji dan berumrah.

Hai Fathimah, setiap istri yang tersenyum manis di muka suaminya, maka Allah memperhatikannya dengan penuh rahmat.

Hai Fathimah, setiap istri yang menyediakan diri tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, maka ada seruan yang ditujukan kepadanya dari langit, ”Wahai wanita, menghadaplah dengan membawa amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang.”

Hai Fathimah, setiap istri yang meminyaki rambut suaminya demikian pula jenggotnya, memangkas kumis dan memotong kuku-kukunya, maka Allah kelak memberi minum kepadanya dari rahiqim makhtum (tuak jernih yang bersegel) dan dari sungai yang ada di surga. Bahkan Allah kelak akan meringankan beban sakaratul maut. Kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagaikan taman surga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati sirath (titian).

Sabtu, 09 Agustus 2008

Al`Quran : Surat surat Cinta..


Pernahkan sahabat menerima surat Cinta dari sang kekasih? atau Surat dari Ibunda tercinta yang kita rindu karena berpisah begitu lama. Bagaimana rasanya ketika kata-demi-kata kita baca.

Ketika surat itu berisi kata-kata rindu, tentu hati bisa berdebar, pikiran melayang, hati berbunga-bunga. Bahkan tidurpun tersenyum :-)

Namun ketika surat-surat itu berisi teguran, rasa kecewa, apalagi marah. Hati benar-benar gelisah, khawatir. Akankah cinta menjadi malapetaka. Akankah sang kekasih akan putuskan cinta. Tidurpun gelisah tidak nyaman.

Begitulah yang Rosulullah rasakan. Al Quran telah membuat beliau gemetar, gelisah, basah dengan keringat di saat ayat-ayat-Nya turun. Namun disaat lain beliau tersenyum, bangga dikala mendengar kabar gembira buat diri dan ummatnya. Al Quran begitu memenuhi hati dan pikiran beliau. Sehingga secara luar biasa, merubah cara berpikir tentang Tuhan (tauhid), cara hidup, cara berperilaku, akhlak mulia. Hanya cukup 23 tahun berinteraksi dengan Al Quran, tidak hanya diri yang berubah, bahkan jazirah Arab yang tidak diperhitungkan saat itu dan dunia sampai sekarangpun bisa merasakan dampak perubahannya.

Sudahkah kita merasakan apa yang Rosulullah Rasakan? Sudahkan kita melihat Al Quran sebagai surat cinta, bukan hanya kepada Rosulullah, tapi kepada diri kita? Atau kita ketika membaca Al Quran, masih seperti membaca surat cinta kepada Rosulullah... bukan surat cinta kepada kita langsung. Seperti layaknya kita membaca surat cinta buat teman kita. Mari kita coba selami.

Andaikan surat cinta ini dari Aminah kepada Amir kawan kita. Akankah kita rasakan debaran, gelisah, sebagaimana yang dirasakan Amir atau Aminah?

"Abang Amir, saya sedih ketika melepas kepergian abang di dermaga tadi"

Adakah kita merasakan suasana batin mereka, atau keterharuan yang dirasakan Amir ketika membaca surat dari Aminah tadi. Mungkin iya, mungkin tidak. Malah bisa jadi kita akan menertawakan surat cinta mereka yang "sok romantis" "sok sedih" atau bahkan lebih buruk lagi "peduli amat, ini jelas bukan buat saya, I don't care".

Nah sekarang, Bayangkan jika "Abang Amir" di atas diganti dengan nama kita (mangga' diganti dengan nama masing-masing yaa dan diresapi) :-)

"pie, saya sedih ketika melepas kepergian Mu di dermaga tadi"

Wah saya langsung terbayang wajah org yg ku kasihi :-) Terharu, karena ia saat2 melepas kepergian gundah gulana, bahkan menitikkan air mata. Bertambah-tambah rindu dan cinta saya kepada dia , Aih jadi romantis ;-)

Entah sudah berapa tahun kitab yang satu ini selalu nampak di kamar, di ruang belajar, di lemari buku, di musholla, dan tempat-tempat dimana Saya biasa meletakkannya. Ntah berapa kali kitab yang disucikan ini dibaca dan hatam. Namun saya tidak yakin, tuntunannya sudah cukup merubah cara hidup saya, sebagaimana merubah cara hidup Rosulullah dan sahabat-sahabatnya. Ya Al Quran turunnya telah membuat Rosulullah menggigil dan berubah.

Cukup 5 ayat surah Al Alaq, beliau merasa gelisah, gemetar, menggigil kedinginan sehingga membuat istrinya memberikan selimut, menenangkan bahkan menanyakan perihal "kejadian" ini kepada Waraqah, anak paman Khadijah, yang seorang pendeta Nasrani. Bisa dibayangkan tekanan batin yang beliau rasakan sehingga terpikir untuk menerjunkan diri dari bukit (bunuh diri). Apalagi pada saat wahyu terputus. Bingung, gelisah, dan bertanya-tanya "is that real", "am I a Rosulullah?", "bagaimana saya menghadapi kaumku? Akankah mereka menertawakanku tentang kejadian ini?". Begitu pula saat wahyu kedua turun (Al Mudatsir) yang mengingatkan beliau untuk bangkit dari selimut dan berilah peringatan.

"Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah." (Al Muddatstsir: 1-7).

Sungguh ini merupakan perkataan yang besar dan menakutkan, yang membuat Beliau melompat dari tempat tidurnya yang nyaman di rumah penuh kedamaian, siap terjun ke kancah, di antara arus dan gelombang, antara yang keras dan yang menarik menurut perasaan manusia. terjun ke kancah kehidupan (dikutip dari Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfurry, Sirah Nabawiyah).

Namun sayangnya, dahsyat-nya perasaan yang dialami Rosulullah, belum saya rasakan. Mungkin saya masih menganggap Al Quran ini buat Rosulullah. Bukan buat saya. Padahal sungguh, di pikiranku, saya yakin Al Quran ini buat seluruh manusia, bukan hanya Rosulullah. Kabar gembiranya adalah kabar gembira bagi manusia yang beriman. Peringatan dan ancamannya buat ummat manusia. Tuntunannya buat kita. Lalu mengapa tidak ada pengaruh ya? Mungkin cara pandang dan interaksi saya selama ini salah terhadap Al Quran.

"Hai upie yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu, upie, agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah upie memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah." (Al Muddatstsir: 1-7).

Ah... surat ini ternyata bukan hanya untuk Rosulullah. Surat Al Muddatstsir itu pun, bisa menjadi surat cinta dari Allah untukku, untukmu juga.

7 ayat yang agung, sarat dengan tausyiyah meminta saya untuk BANGKIT, BERDAKWAH, TAKBIR, BERSIH2 Jasmani, HINDARI DOSA (bersih2 ruhani), IKHLAS (Menghindari PAMRIH/RIBA), dan SABAR. Entah butuh waktu berapa lama saya bisa merasakan besarnya cinta Allah sampai menurunkan 7 keywords di atas. Entah butuh berapa lama bisa memahami dan mengamalkannya. Pasti Allah marah kalau ada kata yang terlewat, apalagi abai atas surat cintanya. Pasti Allah tidak suka kalau saya hanya pasif, tidak pernah menyampaikan ayat-ayat-Nya. Pasti Allah tahu betapa sedikitnya dzikir diucapkan. Betapa parahnya pamrih yang kadang melintas dihati saya. Ini pertanda sikap ikhlas hanya karena Allah belumlah terpatri di hati. Lalu buat siapa selama ini saya berbuat? Saya hanya ingin minta maaf, semoga Allah tidak murka dan memutuskan cinta-Nya. Nauzubillahi min dzalik.

tulisan ini aku copy dr blog bapa hadi..untuk menambah bacaan saya di kala kegalauwan dtng..thanks pa...sukron kasiron...^__^

Sebuah Renungan..

Pernahkah kau menatap..
Jaring laba2 disudut ruangan?
Lalu pernahkah kita berfikir
Makna nya dalam kehidupan..

Dulu..
Aku pun hanya diam..
Dan menghapus gambaran itu
Dari setiap sudut rumahku..

Lalu..
Aku berfikir..dan merenung..
Bukankah setiap kejadian adalah Kalam Illahi?
Lalu apa maknanya buatku?

Jika kubaca secara tersurat..
Tak lebih hanya sampah yang mengotori sebuah rumah..
Lalu bacaan apa yang tersirat?
Dan aku pun merenung...

Ketika aku memandang..
Hamparan bumi dari ketinggian..
Aku tersentak dan sadar...
Bukankah itu jaring laba2 dirumahku?

Jalan yang bersimpang..
Berliku dan berbatu
Jalan lurus yang bersih dan mulus..
Adalah jaring laba2 didepan mata kita..

Lalu..
Ketika bercanda..dan saling sapa
Dengan teman sekerja..
Tentang perjalanan dari rumah
Aku kembali diingatkan.. .
Tentang jaring laba2...
Aku, dia dan mereka..menempuh jalan yg berbeda..untuk tujuan yang sama

Kini..
Aku mulai fahami..
Jaring laba-laba..
Samalah juga dengan jalan kehidupan
Ada tujuan yang ingin kita gapai..
Ada banyak jalan yang melambai..

Lalu..
Jalan manakah yang akan kita pilih?
Jalan berliku dan panjang
Dengan sekian banyak persoalan..
Ataukah jalan lurus yg mungkin tak seindah jalan lainnya?

Bagiku..
Tetapkahlah tujuan..
Pilihlah jalan
Maka akan sampailah keperbatasan. .


Cinta yang tak Melukai...

Jangan-jangan hati ini melupakan rasa cinta padaNya. Jangan-jangan selama ini aku hanya pura-pura cinta kepadaNya. Jangan-jangan semua orang mengira bahwa aku adalah orang yang benar-benar cinta padaNya.

Padahal...kadangkala hati selingkuh dari cintaNya.
Tadi pagi, ada sesuatu yang membuat aku tersadar. Apakah aku masih mencintaiNya? apakah hanya dengan rukuk dan sujud aku telah membuktikan cinta ini?

Tiba-tiba aku merasa jauh dan jauh..... Karena sejak beberapa waktu, ada rasa ingin berlari jauh dari semuaNya. Ingin sembunyi dan melupakan semua syarat-syarat untuk mencintaiNya. Kadang syarat itu berat dan membuat aku letih. Makanya ingin sembunyi. Ataukah syaitan yang menggoda aku hingga untuk memenuhi syarat-syarat itu aku menjadi lelah dan ingin sembunyi?

Kadang melihat yang lain semakin mendekat denganNya membuat aku iri. Benar-benar iri bahkan kadang marah sendiri.....
Aku melupakan cintaNya, ketika aku jatuh cinta pada makhluk ciptaannya. Meski sadar dan berusaha untuk membunuh cinta itu, tapi selingkuh cinta ini tetap saja berlanjut. Apalagi jika selingkuh cinta ini langsung menjadi inspirasi dalam sebuah puisi.

Pun ketika patah hati, aku malah menggugat cintaNya. Mengapa harus begini? mengapa harus begitu?

Jatuh cinta dan patah hati. Tadinya aku pikir adalah perjalanan cinta yang harus aku alami. Padahal tadinya, sewaktu masih kecil aku ingin sekali jatuh cinta : pertama-terakhir dan selamanya. aku tidak ingin jatuh cinta kalau tidak selamanya.

Tapi kenyataan berkata lain. Cinta pertama bukan untuk dimiliki pun kedua, ketiga dan selanjutnya.

Cinta pertama datang begitu saja tiba-tiba tanpa disadari. Jatuh cinta-patah hati, itu saja yang aku tahu. Rasanya ingin marah dan menggugat cintaNya. Kenapa aku harus bertemu dengannya, kenapa aku harus mengenalnya dan kenapa aku bisa mencintainya kalau tidak bisa dimiliki. Rasanya lelah jika selalu begitu.....

Padahal sudah berkali-kali berdoa
" Ya, Allah jangan biarkan aku jatuh cinta pada orang yang bukan menjadi milik aku selamanya "

Doa itu sudah lama sekali. Tp yang terjadi berbeda. aku bukan orang yang mudah jatuh cinta. Tapi lebih sering patah hati. Kadang menyesali tindakan bodoh yang selalu mengalah. Aku tidak pernah ingin melukai hati orang lain. Sahabat, teman, saudara dan orang-orang yang aku cintai. Tapi kenapa akhirnya aku yang sering terluka.

Apakah perlu menyesal dengan semua pilihanku ? Aku memilih persahabatan daripada cinta.....

Kenapa ya? aku tidak ingin cinta datang tapi kadang tidak pernah menyadari bahwa cinta itu sudah ada dalam hati. Aku tidak ingin sebab kadang sudah tahu akhirnya---patah hati. Selalu begitu.....

Jangan-jangan orang lain mengira bahwa aku setia pada cintaNya. Padahal tidak.aku sudah sering selingkuh dengan mencintai makhluk ciptaaanya. Merindukan makhluk ciptaanNya hingga lupa merindukanNya.

Suatu ketika ada yang bertanya
"Apakah kamu akan menikah dengan orang yang kamu cintai atau kamu akan mencintai orang yang kamu nikahi...?"
Ada yang tahu jawabannya. kalau aku ingin dua2nya

Tapi aku hanya ingin satu....
Aku hanya ingin cinta yang tak melukai

Jika
Aku caripun sampai kemana
Jika aku masih belum sepenuh hati mencintaiNya
Aku takkan pernah menemukan
cinta itu.....
Cinta yang tak melukai .

Ya Allah....

keikhlasan itu..

Selasa, 15 April 2008Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah”. Niat yang baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak-baliknya hati kita. Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Padahal, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ikhlas merupakan suatu hal yang harus ada dalam setiap amal kebaikan kita. Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?. Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48).

Ibnu Rajab dalam kitabnya Jami’ul Ulum Wal Hikam menyatakan, “Amalan riya yang murni jarang timbul pada amal-amal wajib seorang mukmin seperti shalat dan puasa, namun terkadang riya muncul pada zakat, haji dan amal-amal lainnya yang tampak di mata manusia atau pada amalan yang memberikan manfaat bagi orang lain (semisal berdakwah, membantu orang lain dan lain sebagainya). Keikhlasan dalam amalan-amalan semacam ini sangatlah berat, amal yang tidak ikhlas akan sia-sia, dan pelakunya berhak untuk mendapatkan kemurkaan dan hukuman dari Allah.”

Bagaimana Agar Aku Ikhlas ?

Setan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah

Banyak Berdoa

Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa:

« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »

“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad).

Nabi kita sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan. Inilah dia, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat besar dan utama, sahabat terbaik setelah Abu Bakar, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah, “Ya Allah, jadikanlah seluruh amalanku amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya karena ikhlas mengharap wajahmu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut karena orang lain.”

Menyembunyikan Amal Kebaikan

Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits,

“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.” (HR Bukhari Muslim).

Apabila kita perhatikan hadits tersebut, kita dapatkan bahwa di antara sifat orang-orang yang akan Allah naungi kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya sebaik-baik shalat yang dilakukan oleh seseorang adalah shalat yang dilakukan di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari Muslim).

Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik shalat adalah shalat yang dilakukan di rumah kecuali shalat wajib, karena hal ini lebih melatih dan mendorong seseorang untuk ikhlas. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Riyadush Sholihin menyatakan, “di antara sebabnya adalah karena shalat (sunnah) yang dilakukan di rumah lebih jauh dari riya, karena sesungguhnya seseorang yang shalat (sunnah) di mesjid dilihat oleh manusia, dan terkadang di hatinya pun timbul riya, sedangkan orang yang shalat (sunnah) di rumahnya maka hal ini lebih dekat dengan keikhlasan.” Basyr bin Al Harits berkata, “Janganlah engkau beramal agar engkau disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu”.

Seseorang yang dia betul-betul jujur dalam keikhlasannya, ia mencintai untuk menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Maka dari itu wahai saudaraku, marilah kita berusaha untuk membiasakan diri menyembunyikan kebaikan-kebaikan kita, karena ketahuilah, hal tersebut lebih dekat dengan keikhlasan.

Memandang Rendah Amal Kebaikan

Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa’id bin Jubair berkata, “Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya”. Ditanyakan kepadanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. Beliau menjawab, “seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap adzab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu, sedangkan ada seseorang yang dia beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka”.

Takut Akan Tidak Diterimanya Amal

Allah berfirman :

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun : 60)

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).

Hal semakna juga telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Aisyah ketika beliau bertanya kepada Rasulullah tentang makna ayat di atas. Ummul Mukminin Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan ayat, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka” adalah orang yang mencuri, berzina dan meminum khamr kemudian ia takut terhadap Allah?. Maka Rasulullah pun menjawab: Tidak wahai putri Abu Bakar Ash Shiddiq, yang dimaksud dengan ayat itu adalah mereka yang shalat, puasa, bersedekah namun mereka takut tidak diterima oleh Allah.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih ).

Ya saudaraku, di antara hal yang dapat membantu kita untuk ikhlas adalah ketika kita takut akan tidak diterimanya amal kebaikan kita oleh Allah. Karena sesungguhnya keikhlasan itu tidak hanya ada ketika kita sedang mengerjakan amal kebaikan, namun keikhlasan harus ada baik sebelum maupun sesudah kita melakukan amal kebaikan. Apalah artinya apabila kita ikhlas ketika beramal, namun setelah itu kita merasa hebat dan bangga karena kita telah melakukan amal tersebut. Bukankah pahala dari amal kebaikan kita tersebut akan hilang dan sia-sia? Bukankah dengan demikian amal kebaikan kita malah tidak akan diterima oleh Allah? Tidakkah kita takut akan munculnya perasaan bangga setelah kita beramal sholeh yang menyebabkan tidak diterimanya amal kita tersebut? Dan pada kenyataannya hal ini sering terjadi dalam diri kita. Sungguh amat sangat merugikan hal yang demikian itu.

Tidak Terpengaruh Oleh Perkataan Manusia

Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” (HR Muslim).

Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal sholeh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagimu maupun celaan yang dapat membahayakanmu kecuali apabila kesemuanya itu berasal dari Allah. Manakah yang akan kita pilih wahai saudaraku, dipuji manusia namun Allah mencela kita ataukah dicela manusia namun Allah memuji kita ?

Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga Dan Neraka

Sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari bahwa orang-orang yang dia jadikan sebagai tujuan amalnya itu (baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka), akan sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri di padang mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukkan ke dalam surga atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka. Karena tidak satu pun dari mereka yang dapat menolong dia untuk masuk surga ataupun menyelamatkan dia dari neraka. Bahkan saudaraku, seandainya seluruh manusia mulai dari Nabi Adam sampai manusia terakhir berdiri di belakangmu, maka mereka tidak akan mampu untuk mendorongmu masuk ke dalam surga meskipun hanya satu langkah. Maka saudaraku, mengapa kita bersusah-payah dan bercapek-capek melakukan amalan hanya untuk mereka?.

Ibnu Rajab dalam kitabnya Jamiul Ulum wal Hikam berkata: “Barang siapa yang berpuasa, shalat, berzikir kepada Allah, dan dia maksudkan dengan amalan-amalan tersebut untuk mendapatkan dunia, maka tidak ada kebaikan dalam amalan-amalan tersebut sama sekali, amalan-amalan tersebut tidak bermanfaat baginya, bahkan hanya akan menyebabkan ia berdosa”. Yaitu amalan-amalannya tersebut tidak bermanfaat baginya, lebih-lebih bagi orang lain.

Ingin Dicintai, Namun Dibenci

Saudaraku, sesungguhnya seseorang yang melakukan amalan karena ingin dipuji oleh manusia tidak akan mendapatkan pujian tersebut dari mereka. Bahkan sebaliknya, manusia akan mencelanya, mereka akan membencinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya ” (HR. Muslim).

Akan tetapi, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah dan para makhluk-Nya akan mencintainya sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam : 96).

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan menanamkan dalam hati-hati hamba-hamba-Nya yang saleh kecintaan terhadap orang-orang yang melakukan amal-amal saleh (yaitu amalan-amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya ). (Tafsir Ibnu Katsir).

Dalam sebuah hadits dinyatakan “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata: wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya di bumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : wahai Jibril, sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah membenci fulan, maka benciilah ia. Maka penduduk langit pun membencnya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya di bumi.”( HR. Bukhari Muslim).

Hasan Al Bashri berkata: “Ada seorang laki-laki yang berkata : ‘Demi Allah aku akan beribadah agar aku disebut-sebut karenanya’. Maka tidaklah ia dilihat kecuali ia sedang shalat, dia adalah orang yang paling pertama masuk mesjid dan yang paling terakhir keluar darinya. Ia pun melakukan hal tersebut sampai tujuh bulan lamanya. Namun, tidaklah ia melewati sekelompok orang kecuali mereka berkata: ‘lihatlah orang yang riya ini’. Dia pun menyadari hal ini dan berkata: tidaklah aku disebut-sebut kecuali hanya dengan kejelekan, ’sungguh aku akan melakukan amalan hanya karena Allah’. Dia pun tidak menambah amalan kecuali amalan yang dulu ia kerjakan. Setelah itu, apabila ia melewati sekelompok orang mereka berkata: ’semoga Allah merahmatinya sekarang’. Kemudian Hasan al bashri pun membaca ayat: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi diri penulis dan kaum muslimin pada umumnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

(Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sehingga sempurnalah segala amal kebaikan)

***

Disusun oleh: Abu ‘Uzair Boris Tanesia

Muroja’ah: Ustadz Ahmad Daniel Lc (Alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah)